Senin, 23 September 2013

SIFAT FISIS ALKANA

Tabel berikut memuat beberapa sifat fisis alkana. Jika diperhatikan sifat fisis alakna seperti nilai titik leleh dan titik didih mempunyai kecenderungan yang naik dengan pertambahan nilai massa molkul relatif (Mr).
Sifat fisis alkana terkait dengan strukturnya. Alkana adalah senyawa kovalen / molekul non-polar dimana molekul-molekulnya terikat oleh gaya antar molekul yang relatif lemah. Dengan pertambahan panjang rantai karbon (pertambahan Mr), maka lebih banyak tempat tersedia untuk terjadinya interaksi berupa tarik-menarik antar molekul alkana. Akibatnya, gaya atar molekul akan semakin kuat.
Gaya antar molekul yang semakin kuat dengan pertambahan nilai Mr dapat menjelaskan kecenderungan sifat fisis alkana diatas.

 


Titik didih dan titik didih alkana naik dengan petambahan nilai Mr. Kenaikan titik leleh dan titik didih dikarenakan gaya antar-molekul semakinkuat sehingga semakin besar energi yang dibutuhkan untuk mengatasi gaya tersebut. Selain titik didih dan titik leleh yaitu kerapatan, kekentalan (viskositas), volatilitas (mudah tidaknya suatu senyawa untuk menguap) dengan pertambahan nilai Mr akan meningkatkan pula besar sifat fisis yang telah disebutkan diatas.
Sifat fisis alkana lainnya yang juga perlu diketahui adala kelarutan alkana. Alkana bersifat polar sehingga sukar larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi mudah larut dalam pelarut organik non-polar seperti etanol (alkohol), dietil eter, dan benzena.


SIFAT KIMIA ALKANA
Komponen utama elpiji yang digunakan pada kompor gas adalah propana. Jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh pemantik api, maka tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya , jika diberi pemantik api, maka diperoleh nyala api yang ditimbulkan oleh reaksi kimia propana dengan oksigen di udara. adipat dapat dikatakan alkana bersifat kurang reaktif kecuali jika diberi panas. Bagaimana keampuan alkana bereaksi atau sifat kimia alkana dapat dijelaskan ?
Pada dasarnya, reaksi kimia melibatkan pemutusan dan pembentukkan ikatan kimia zat-zat dalam reaksi. Untuk alkana ada dua hal yang menentukan sifat kimianya, yaitu:
  • Alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H.
  • Alkana memiliki ikatan C-C yang bersifat non polar dan C-H yang dapat dianggap non polar karena beda keelektronegatifanny yang kecil. Ini yang menyebabkan alkana dapat bereaksi dengan pereaksi non polar seperti oksigen dan halogen.Sebaliknya, alkana sulit bereaksi dengn perekasi polar/ionik seperti asam kuat , basa kuat dan oksidator permanganat.
Reaksi alkana dengan oksigen diatas merupakan salah satu dari tiga reaksi alkana akan dibahas di sini, yakni: pembakaran alkana, perengkahan (craking)/eliminasi alkana, dan reaksi substitusi alkana oleh halogen.
1. Pembakaran Alkana
 
2. Perengkahan ( Reaksi Eliminasi ) Alkana
3. Reaksi Substitusi Alkana oleh Halogen

Alkana pada alam semesta


Metana dan etana adalah salah satu komponen kecil dari atmosfer.

Ekstraksi dari minyak bumi, yang mengandung banyak komponen hidrokarbon, termasuk alkana.
Alkana adalah senyawa yang terdapat pada sebagian kecil dari atmosfer beberapa planet seperti Yupiter (0.1% metana, 0.0002% etana), Saturnus (0.2% metana, 0.0005% etana), Uranus (1.99% metana, 0.00025% etana) dan Neptunus (1.5% metana, 1.5 ppm etana). Titan (1.6% metana), salah satu satelit dari Saturnus, telah diteliti oleh Huygens bahwa atmosfer Titan menurunkan hujan metana secara periodik ke permukaan bulan itu.[5] Di Titan juga diketahui terdapat sebuah gunung yang menyemburkan gas metana, dan semburan gunung ini menyebabkan banyaknya metana pada atmosfer Titan. Selain itu, ditemukan oleh radar Cassini, terlihat juga ada beberapa danau metana/etana di kawasan kutub utara dari Titan. Metana dan etana juga diketahui terdapat pada bagian ekor dari komet Hyakutake. Analisis kimia menunjukkan bahwa kelimpahan etana dan metana hampir sama banyak, dan hal itu menunjukkan bahwa es metana dan etana ini terbentuk di antara ruang antar bintang.

permasalahannya yaitu mengapa jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh pematik api, maka tidak terjadi apa-apa. tapi sebaliknya , jika diberi pematik api, maka diperoleh nyala api ? 

6 komentar:

  1. alkana bersifat kurang reaktif kecuali jika diberi panas itulah sebabnya jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh pemantik api, maka tidak terjadi apa-apa. Sebaliknya , jika diberi pemantik api, maka diperoleh nyala api yang ditimbulkan oleh reaksi kimia propana dengan oksigen di udara reaksi ini terjadi pada reaksi pembakaran pada senyawa alkana.

    BalasHapus
  2. saya ingin menyampaikan jawaban saya terhadap pertanyaan anda.
    alkana memang bersifat kurang reaktif , jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh pematik api, maka tidak terjadi apa-apa. tapi sebaliknya , jika diberi pematik api, maka diperoleh nyala api , jadi sebenarnya hal itu terjadi karena proses pembakaran alkana dengan oksigen , karena sukar untuk bereaksi maka harus ada pematik api untuk menyalakan api , Semua alkana dapat bereaksi dengan oksigen pada reaksi pembakaran, meskipun pada alkana-alkana suku tinggi reaksi akan semakin sulit untuk dilakukan seiring dengan jumlah atom karbon yang bertambah.

    BalasHapus
  3. saya ingin mencoba menjawab permasalahan di atas , jika elpiji dialirkan ke kompor gas tanpa diberi panas oleh pematik api, maka tidak terjadi apa-apa. tapi sebaliknya , jika diberi pematik api, maka diperoleh nyala api , hal ini bisa jadi terjadi karena tingkat reaktif alkana yng sukar bereaksi tanpa reaksi lain , Propana mengalami reaksi pembakaran yang mirip dengan alkana lain. Pada keadaan oksigen berlebih, propana terbakar dan membentuk air dan karbon dioksida.

    C3H8 + 5 O2 → 3 CO2 + 4 H2O + panas
    propana + oksigen → karbon dioksida + air

    Bila tak ada cukup oksigen untuk pembakaran sempurna, maka pembakaran tidak sempurna terjadi ketika propana terbakar dan membentuk air, karbon monoksida, dan karbon dioksida.
    karena proses pembakaran yang tidak sempurna itu lah maka ketika di gunakan pematik api maka apinya baru menyala.

    BalasHapus
  4. dari permasalahan di atas saya ingin menambahkan sedikit jawaban saya tentang permasalahan diatas alkana memiliki 2 jenis ikatan kimia, yakni ikatan C-C dan C-H . katan C-C dan C-H tergolong kuat karena untuk memutuskan kedua ikatan tersebut diperlukan energi masingmasing sebesar 347 kJ/mol untuk C-C dan 413 kJ/mol untuk H-H. Energi tersebut dapat diperoleh dari panas seperti dari pemantik api pada pembakaran elpiji di atas. selain itu juga proses pembakaran alkana ada yang tidak sempurna sehingga di perlukan pematik api atau bantuan dari luar.

    BalasHapus
  5. saya ingin menambahkan sedikit tentang jawaban dari permasalahan diatas , Alkana (juga disebut dengan parafin) adalah senyawa kimia hidrokarbon jenuh asiklis. Alkana termasuk senyawa alifatik. Dengan kata lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal, alkana merupakan senyawa yang kurang reaktif sehingga sukar untuk bereaksi sendiri tanpa proses lain , proses pada alkana pada elpiji bisa berupa proses pembakaran alkana dengan oksigen. pada saat elpiji di alirkan dengan kompor gas tanpa pematik api dia tidk menyala apinya namun ketika di nyalakan dengan pematik api langsung timbul api , itu lah reaksi pembakaran yang terjadi.

    BalasHapus
  6. komponen utama elpiji yang digunakan pada kompor gas adalah propana yang terdiri dari ikatan C-C dan C-H. untuk memperoleh nyala api yang ditimbulkan oleh reaksi kimia propana dan oksigen di udara dengan menggunakan pematik api, sehingga reaksi pembakaran dapat berlangsung.
    reaksi pembakaran propana:
    C3H8 + 5 O2 → 4 H2O + 3 CO2 + Energi

    BalasHapus