NAMA :
META TRIA PUTRI
NIM :
A1C112024
UAS :
KIMIA ORGANIK
SOAL UAS KIMIA
ORGANIK 1
MAHASISWA
PENDIDIKAN KIMIA REGULER 2012
1. A. Jelaskan
bagaimana asam benzoat di sintesis dari suatu senyawa aromatik!
B. jelaskan bagaimana mensintesis asam salisilat
dari asam benzoat tersebut di atas!
2.
Jelaskan mengapa
fenol dapat di gunakan sebagai antiseptik!, mengapa alkohol tidak memiliki
kemapuan demikian?
3.
A. Suatu eter
dapat bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan
fehling B memberikan hasil positif.
B. hasil dari
tersebut di atas bila dioksidasi lebih lanjut akan menghasilkan senyawa X ,
tentukan cara mengidentifikasinya!
4.
Mengapa suatu
eter bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol lebih
reaktif dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam?(seperti Na)
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
jelaskan dasar-dasar ilmiah yang memungkinkan suatu eter lebih reaktif dari pada alkohol!
5.
Bila fenol
dikatakan lebih asam dari pada alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih
asam dari pada fenol! Jelaskan mengapa demikian!
6.
Etanol berfungsi
digunakan sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turunan alkohol yang
lain yang memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar,?
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!
apa syarat-syaratnya? Dan berikan contoh!
selamat bekerja !
JAWABAN :
1.
a. Sintesis asam benzoat dari benzil alkohol
berdasarkan reaksi oksidasi di mana Na2CO3 dilarutkan dalam aquadest dan ditambahkan benzil
alkohol dan KmnO4 sebagai
oksidator kemudian direfluks.
Dari
bromobenzena , Bromobenzena
dapat diubah menjadi asambenzoat dengan "karbonasi" zat anatara fenil magensium bromida:
C6H5MgBr + CO2
→ C6H5CO2MgBr
C6H5CO2MgBr + HCl
→ C6H5CO2H + MgBrCl
Alkohol Benzil alkohol dapat direfluks dengan kalium permanganat ataupun oksidator lainnya dalam air. Campuran ini kemudian di saring dalam keadaan panas untuk memisahkan mangan dioksida, dan kemudian didinginkan untuk mendapatkan asam benzoat.
b. Dapat membentuk asam salisilat melalui reaksi asam benzoat
dan chloro acetic acid dengan katalis NaOH . reaksi :
OOCCH2OC6H4COOH
+ ClCH2COOH OH- C7H6O3
Asam benzoate chloro
acetic acid asam salisilat
2. fenol dapat di gunakan sebagai antiseptic lalu mengapa alkohol tidak memiliki kemapuan yang sama seperti fenol , hal ini dikarenakan kegunaan pada fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP (trichlorophenol). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik , fenol juga dapat digunakan sebagai obat-obatan dan sebagainya , karena kemampuannya yang dapat membasmi bakteri atau jaringan hidup yang merugikan apabila digunakan dengan komposisi yang benar sehingga jika ditinjau dari pengertian antiseptik itu sendiri adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup , sehingga fenol bisa di gunakan sebagai anti septik karena fenol dapat membunuh bakteri-bakteri.
alkohol
tidak dapat dijadikan sebagai antiseptik karena alkohol bersifat mudah menguap
tanpa meninggalkan efek sisah akibatnya tidak
semua kuman mati dengan pemberian alkohol, namun setidaknya alkohol dapat
berperan dalam menghambat pertumbuhan kuman. Alkohol berperan dalam menghambat
pertumbuhan dan perkembangbiakkan banyak jenis mikroorganisme, termasuk
bakteri, jamur, virus, dan protozoa. Jenis alkohol yang digunakan biasanya
adalah jenis etil alkohol atau etanol, dengan konsentrasi optimum 70%.
Alkohol jenis tersebut biasanya digunakan dalam industri dan tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja dapat mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.
Alkohol jenis tersebut biasanya digunakan dalam industri dan tidak boleh digunakan sebagai antiseptik, karena dosis rendahnya saja dapat mengakibatkan masalah penglihatan dan gangguan saraf.
Dalam dunia medis ,salah satu
anti
septik
yang
banyak
digunakan
adalah alkohol. Sifat alkohol yang stabil dalam
membunuh mikroorganisme merupakan salah
satu
alasan
penggunaan
alkohol
sebagai
desinfektan
dirumah
sakit.
Namun
,
cara
penyimpanan
yang
tidak
baik
akan
menyebabkan
penurunan
efektivitas
alkohol
.
Hal
ini dapat menyebabkan
kontaminasi pada alkohol . Alkohol yang
sudah terkontaminasi jika digunakan dapat
mengakibatkan
infeksi
.
Penurunan
efektivitas
anti
septik
dapat dilihat menggunakan tes koefisien fenol . Koefisien fenol
merupakan
perbandingan
ukuran suatu bahan anti mikrobia dibandingkan dengan
fenol
sebagai
standar.
Jadi
kesimpulannya alcohol tidak memiliki kemampuan
seperti fenol karena alcohol
memiliki kemampuan yang lebih tinggi
dalam membunuh bakteri dari pada
fenol dan alcohol juga lebih sering dipakai
sebagai disinfektan didalam dunia medis
karena sifatnya yang lebih kuat dalam membunuh bakteri dari pada fenol
dan alcohol juga jarang dipakai dalam membersihkan luka yang terbukar karena
akan menimbulkan rasa sakit seperti terbakar.
3. a. Sebelum menjawab pertanyaan no 3
lebih baik menjelaskan terlebih dahulu apa itu uji fehling. Dari artikel yang saya baca, Uji Fehling bertujuan untuk mengetahui adanya gugus aldehid. Reagent yang digunakan dalam pengujian ini adalah Fehling A
(CuSO4) dan Fehling B (NaOH dan KN atar tarat).
Reaksi yang terjadidalamujifehlingadalah :
Pemanasan dalam reaksi ini bertujuan agar gugus aldehid apakah sampel terbongkar ikatannya dan dapat bereaksi dengan ion OH-membentuk asam karboksilat. Cu2O
(endapan merah bata) yang terbentuk merupakan hasil sampingan dari reaksi pembentukan asam karboksilat.
Dan
juga Reagen
Fehling a dan b berfungsi untuk menguji kandungan glukosa dalam suatu zat (makanan) ----->apabila setelah ditetesi fehling, makanan/ sari makanan yang
mengandung glukosa akan berubah menjadi berwarna merah bata.
Suatu eter dapat
bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan fehling B
memberikan hasil positif
Diketahui bahwa Suatu eter dapat bereaksi dengan air dimana bila di uji dengan larutan fehling A dan fehling B memberikan hasil positif hal itu sudah dapat dijelaskan dari hasil di atas yaitu hasil yang
didapat adalah eter bereaksi dengan
air membentuk ikatan hidrogen sehingga menghasilkan senyawa dengan gugus aldehid
(R-COH). Dan apabila gugus aldehid ini dioksidasi akan membentuk Asam karboksilat mempunyai gugus fungsi (–COOH).
b. Pereaksi
Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu Fehling A dan Fehling B. Fehling A
adalah larutan CuSO4, sedangkan Fehling B merupakan campuran larutan NaOH dan
kalium natrium tartrat. Uji Fehling dilakukan untuk mengidentifikasi gula
pereduksi . Gula
pereduksi merupakan golongan karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa-senyawa
penerima elektron,contohnya adalah glukosa dan fruktosa. Ujung dari suatu gula
pereduksi mengandung gugus aldehida atau keton bebas. Pereksi Fehling dibuat
dengan mencampurkan kedua larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan
yang berwarna biru tua. Dalam pereaksi Fehling,ion Cu2+ terdapat sebagai ion
kompleks.Pereaksi Fehling dapat dianggap sebagai larutan CuO.Bila eter dididihkan
dalam air yang mengandung asam (umumnya H2SO4) terjadilah hidrolisis yang
memberikan hasil alkohol. Contoh: C2H5-O-C2H5 + H2O → 2C2H5OH ( etanol ) Reaksi
oksidasi alkohol primer akan membentuk aldehida,sedangkan oksidasi alkohol
sekunder menghasilkan keton.
4. Mengapa suatu
eter bisa lebih reaktif dari pada alkohol, padahal secara umum alkohol lebih
reaktif dari pada eter apabila di reaksikan dengan logam (seperti Na) , jadi bila dilihat dari sifat alcohol dan eter alkohol
bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ) membebaskan gas H2 Eter
tidak bereaksi dengan logam aktif ( Na atau K ), Akohol bereaksi dengan PCl5
membebaskan uap HCl Eter bereaksi dengan PCl5 tetapi tidak
membebaskan uap HCl.
Molekul-molekul eter tidak dapat berikatan
hidrogen
dengan sesamanya, sehingga mengakibatkan senyawa eter memiliki titik
didih
yang relatif rendah dibandingkan dengan alkohol.
Eter bersifat sedikit polar karena sudut ikat C-O-C eter
adalah 110 derajat, sehingga dipol C-O tidak dapat meniadakan satu sama
lainnya. Eter lebih polar daripada alkena, namun tidak sepolar alkohol, ester,
ataupun amida. walau
demikian, keberadaan dua pasangan elektron menyendiri pada atom oksigen eter,
memungkinkan eter berikatan hidrogen dengan molekul air.Eter dapat dipisahkan
secara sempurna melalui destilasi.
Eter secara umumnya memiliki reaktivitas kimia yang
rendah bila dibandingkan dengan alcohol ,
walaupun ia lebih reaktif dari pada alkana , namun untuk beberapa
reaksi , eter dapat bereaksi dengan baik walaupun menggunakan bantuan dari zat
lain atau katalis itulah yang menyebabkan eter lebih reaktif dari pada alcohol .
Contoh beberapa
reaksi pada eter yaitu
Pembelahan eter
Walaupun eter tahan terhadap hidrolisis, ia dapat dibelah
oleh asam-asam mineral seperi asam bromat dan asam
iodat.
Asam
klorida
hanya membelah eter dengan sangat lambat. Metil eter umumnya akan menghasilkan
metil halida:
ROCH3 + HBr →
CH3Br + ROH
Reaksi ini berjalan via zat antara onium, yaitu
[RO(H)CH3]+Br-.
Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.
Beberapa jenis eter dapat terbelah dengan cepat menggunakan boron tribomida (dalam beberapa kasus aluminium klorida juga dapat digunakan) dan menghasilkan alkil bromida.Berganting pada substituennya, beberapa eter dapat dibelah menggunakan berbagai jenis reagen seperti basa kuat.
Pembentukan peroksida
Eter primer dan sekunder dengan gugus CH di sebelah
oksigen eter, dapat membentuk peroksida, misalnya dietil eter peroksida. Reaksi ini
memerlukan oksigen (ataupun udaara), dan dipercepat oleh cahaya, katalis logam,
dan aldehida. Peroksida
yang dihasilkan dapat meledak. Oleh karena
ini, diisopropil eter dan tetrahidrofuran jarang
digunakan sebagai pelarut.
Sebagai basa Lewis
Eter dapat berperan sebagai basa
Lewis
maupun basa Bronsted. Asam kuat dapat memprotonasi oksigen, menghasilkan “ion
onium”. Contohnya, dietil eter dapat membentuk kompleks dengan boron trifluorida, yaitu dietil
eterat (BF3.OEt2). Eter juga berkooridasi
dengan Mg(II) dalam reagen
Grignard.
Polieter (misalnya eter
mahkoya)
dapat mengikat logam dengan sangat kuat.
Sintesis
Eter dapat
disintesis melalui beberapa cara:
Dehidrasi
alkohol
2 R-OH → R-O-R + H2O
Reaksi ini memerlukan temperatur yang tinggi (sekitar
125 °C). Reaksi ini dikatalisis oleh asam, biasanya asam sulfat. Metode
ini efektif untukn menghasilkan eter simetris, namun tidak dapat digunakan
untuk menghasilkan eter tak simetris. Dietil eter dihasilkan dari etanol
menggunakan metode ini. Eter siklik dapat pula dihasilkan menggunakan metode
ini.
Sintesis eter Williamson
R-ONa + R’-X → R-O-R’ +
NaX
Reaksi ini dinamakan sintesis eter Williamson. Reaksi ini
melibatkan penggunaan alkohol dengan basa kuat,
menghasilkan alkoksida, yang diikuti oleh adisi pada senyawa alifatik terkait
yang memiliki gugus
lepas
(R-X). Gugus lepas tersebut dapat berupa iodida, bromida, maupun sulfonat. Metode ini
biasanya tidak bekerja dengan baik dengan aril halida (misalnya bromobenzena). Reaksi ini
menghasilkan rendemen reaksi yang tinggi untuk halida primer. Halida sekunder
dan tersier sangat rawan menjalani reaksi eliminasi E2 seketika berpaparan
dengan anion alkoksida yang sangat basa.
Dalam reaksi lainnya yang terkait, alkil halida menjalani
substitusi nukleofilik oleh fenoksida. R-X tidak
dapat digunakan untuk bereaksi dengan alkohol. Namun, fenol dapat digunakan untuk
menggantikan alkohol. Oleh karena fenol bersifat asam, ia dapat bereaksi dengan
basa kuat seperti natrium
hidroksida,
membentuk ion fenoksida. Ion fenoksida ini kemudian mensubstitusi gugus -X pada
alkil halida, menghasilkan eter dengan gugus aril yang melekat padanya melalui
mekanisme reaksi
SN2.
C6H5OH
+ OH- → C6H5-O- + H2O
C6H5-O-
+ R-X → C6H5OR
Kondensasi Ullmann
Kondensasi Ullmann mirip dengan
metode Williamson, kecuali substratnya adalah aril halida. Reaksi ini umumnya
memerlukan katalis, misalnya tembaga.
Adisi elektrofilik alkohol
ke alkena
Katalis asam diperlukan
agar reaksi ini dapat berjalan. Biasanya merkuri trifluoroasetat (Hg(OCOCF3)2)
digunakan sebagai katalis.
5. Bila fenol dikatakan lebih asam dari pada
alkohol temukan contoh suatu alkohol jauh lebih asam dari pada fenol jadi menurut fakta yang
ada yaitu fenol lebih asam dari pada alcohol karena fenol memiliki gugus hidroksil -OH yang terikat
pada benzena, ketika atom H lepas dari hidroksil fenol ini akan membentuk ion
fenoksida , C6H5O-. ion ini distabilkan oleh resonansi yang terjadi pada
benzena yaitu muatan negatif disebarkan oleh cincin
aromatik.
hal ini berbeda dengan alkohol dimana atom hidrogen yg lepas pada alkohol menyebabkan muatan negatif tidak disebarkan merata karena muatan negatif ini terikat kuat pada atom oksigen sehingga mautan negatif ini akan mudah mengakap atom hidrogen sehingga terbentuk alkohol kembali , dengan terbentuknya kembali alkohol ini maka dalam larutan tidak terbentuk ion H+ , itu lah sebabnya mengapa fenol lebih asam dari pada alcohol selain itu juga bila di tinjau dari contohnya yaitu Sperti yg dikatakan bahwa fenol lebih asam dari pada alkohol alkohil mana yang lebih asam dari pada fenol.
Alkohol merupakan asam lemah karena ion alkoksida
R-O - (basa yg sangat kuat dari pada ion OH- )
Ktika R-O-H + OH - -> R-O - + H2O
Urutan kebasaan :
NH2 - > RO - > OH -
Ktika R-O-H + OH - -> R-O - + H2O
Urutan kebasaan :
NH2 - > RO - > OH -
Sehingga dari contoh di
atas dapat di simpulkan bahwa fenol lebih asam dari pada alcohol .
Contoh alcohol lebih asam dari pada fenol jika dilihat
dari bukti bahwa yang lebih asam adalah fenol jadi menurut literature dan
pemikiran yang didapat dari hasil yang ada tentang fakta keasaman pada alcohol
dan fenol itu dapat di simpulkan bahwa tidak ada contoh alcohol yang lebih asam
dari pada fenol , jika ada kemungkinan alcohol akan lebih asam mungkin bila
alcohol di reaksikan dengan suatu asam sehingga mendapatkan turunan alcohol
yang asam.
6. Etanol berfungsi
digunakan sebagai bahan bakar, bagaimana halnya dengan turunan alkohol yang
lain yang memungkinkan di gunakan sebagai bahan bakar, jadi alkohol itu sudah digunakan
sebagai bahan bakar oleh manusia sejak zaman lampau .
Alkohol
dapat digunakan sebagai bahan bakar otomotif. Etanol dan metanol dapat
dibuat untuk membakar lebih bersih dibanding bensin atau diesel. Alkohol
dapat digunakan sebagai antibeku pada radiator. Untuk
menambah penampilan mesin
pembakaran dalam,
metanol dapat disuntikan kedalam mesin Turbocharger dan Supercharger. Ini
akan mendinginkan masuknya udara kedalam
pipa masuk, menyediakan masuknya udara yang lebih padat.
Empat
alkohol alifatik
pertama, yaitu (metanol, etanol, propanol, dan butanol) adalah jenis alkohol yang sering digunakan
sebagai bahan bakar karena alkohol-alkohol ini dapat disintesis secara kimia
maupun biologi, dan karakteristik yang dimiliki membuat alkohol ini dapat
dipakai pada mesin-mesin modern saat ini. Salah satu keuntungan yang dimiliki
oleh keempat jenis alkohol ini adalah angka oktan yang
tinggi. Angka oktan yang tinggi dapat membuat efisiensi bahan bakar meningkat
sehingga dapat menutupi kepadatan energinya yang rendah (jika dibandingkan
dengan bensin/diesel). Biobutanol merupakan salah satu bahan bakar yang paling
menguntungkan karena kepadatan
energinya hampir sama dengan bensin, dengan angka oktan
yang masih 25% lebih tinggi dari bensin. Masalahnya adalah, saat ini biobutanol
lebih susah diproduksi apabila dibandingkan dengan etanol atau metanol. Rumus
kimia umum dari bahan bakar yang terbuat dari alkohol adalah CnH2n+1OH.
Adapun contoh dari bahan bakar alkohol adalah metanol, etanol, propanol, dan butanol adalah
jenis alkohol yang sering digunakan sebagai bahan bakar karena alkohol-alkohol
ini dapat disintesis secara kimia maupun biologi, dan karakteristik yang dimiliki
membuat alkohol ini dapat dipakai pada mesin-mesin modern saat ini.
Syarat agar bisa menjadi bahan bakar yaitu suatu senyawa yang
digunakan harus dapat
digunakan sebagai pelarut, terutama
karena kemampuannya yang dapat melarutkan cat , dapat tersusun dari hidrokarbon alifatik
yang diperkaya dengan iso-oktana atau benzena untuk
menaikkan nilai oktan , dapat mengalami pembakaran dengan baik , dan harus
bisa sesuai dengan keadaan mesin .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar